![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGcSJv66YSeInKV4lKIqfFY1lj4Ypvb9HoHHcoshk6x7JP3nr-e-HcxsiyZsyp4uI_yjPwVIB3JD5NMwv5ZK-hMP84ZHFBnH846rgWgTdAZTLPwLDxtsWe1KUqj2222ZwUfy__OxkoDDcX/s320/aprtmen+lucky.jpg)
Pada hari Senin yang lalu, pada tanggal 21 September 2009, saya berjumpa dengan Mas Gixon Hanim di tempat tinggalnya yaitu Bangunan Lucky, untuk berwawancara dengannya tentang isu pendidikan pada hari ini. Gixon merupakan seorang pelajar Universitas Wisconsin, Amerika Serikat yang berasal dari Jakarta, Indonesia. Di sini, dia mengambil jurusan teknik kimia dan baru saja berada di tahun pertama.
Menurut Gixon, pendidikan sangat penting terutamanya di zaman yang serba moden ini. Hal ini karena dunia pada masa kini saling berlomba-lomba untuk mencapai kejayaan yang maksimal. Dia juga merasakan dengan ilmu dan pendidikan inilah, nasib sebuah kaum boleh dibela. Oleh karena itu, faktor pendidikan sangat penting dan amalan mencintai ilmu ini perlu ditanamkan di dalam jiwa semua lapisan masyarakat agar terwujudnya amalan dan budaya yang lebih positif untuk mengejar ilmu. Gixon juga merasakan bahwa untuk sebuah negara itu maju dan berjaya, jumlah penduduk saja tidak memadai. Lihat saja India atau Indonesia sendiri, orangnya ramai tetapi kurang maju jika dibandingkan dengan negara maju seperti Jepang. Hal ini karena rakyat-rakyat Jepang telah dididik untuk mencintai negara mereka dan sentiasa berusaha ke arah kemajuan agar dapat membela nasib kaumnya. Oleh karena itu telah terbukti bahwa pendidikan dapat membela nasib dan marubah kita karena tanpanya, kita akan mudah ditipu dan dipijak. Malah, dengan ilmu juga, kita akan dihormati dan disanjungi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnbys4RWRJheqcAdoYYM1b5sigUpzieEEwoXG63yYamu1KDyUCNl5Z2dQvoXjA-XN0MeEy0PkSYqj56NXh-e_MzMg_t5u0Dezm9Blw4pzBQ6t85fk__KkP74zoApr39uz_ucTJ0StbKY6i/s320/blajar.jpg)
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, Mas Gixon telah memberi penerangan yang lebih lanjut tentang kesan jika tidak menitikberatkan pendidikan yang bagi saya sangat menarik sekali. Katanya, orang yang tiada ilmu di dada adalah diibaratkan seperti kaleng kosong yaitu di mulutnya saja bising dan berkata-kata tapi isinya kosong. Menurutnya lagi, kita sebenarnya boleh merasakan perbedaannya apabila berbicara dengan mereka yang bijak pandai dan juga yang tidak. Apabila kita berbicara dengan mereka yang pandai, kita pasti dapat mempelajari ilmu yang baru. Oleh sebab itulah, orang yang cerdik pandai ini akan mempunyai sifat keyakinan yang tinggi. Selain itu, sikap dan tingkah-lakunya akan lebih tersusun dan bertata-tertib dan pemikirannya lebih mendalam dan bersikap positif.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF4wQMhTuVwpmqVK3u8ZUcdQGaM8y7wTTc2tyiH9iDgJLR2D-R8h19aS3CXi09swnCVXMsG0l-qxeihtGCh2qOYvyCcPWpYIJicsNyXEUaGi_Fe4ZJ7XLnyZ-LLnLTYQ8LMo_rQrO-58Zl/s320/coke-can-crumpled.jpg)
Memandang Mas Gixon juga merupakan seorang pelajar, dia pastinya sangat arif tentang cara-cara untuk membimbing anak-anak muda untuk mencintai ilmu. Katanya, dia tahu bagaimana perasaannya untuk mempunyai sifat malas dan perasaan tekanan dalam menghadapi ujian. Menurutnya, prinsip hidupnya mudah saja karena baginya kejayaan itu bukanlah terletak pada tahap pendidikannya sehingga ke tahap PhD, tetapi bagaimana ilmu itu digunapakai untuk kebaikan semua orang. Dia juga coba untuk merasa senang apabila belajar dan coba menanamkan sifat ingin tahu. Mengikuti pendapatnya yang telah lama tinggal di Indonesia, kelemahan masyarakat Indonesia atau Malaysia adalah sifat pemalu. Sifat pemalu yang terlalu dalam inilah yang menyebabkan kedua masyarakat ini seperti ketinggalan dari belakang.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikp8osJwCOJ5vE3bxL649Dr0XADZdKwNC-yLzLITMW97sKiH5twrOGx8H7_55PIxY-HP3Dl2-UbHsbM13F3V98yg3On8hYoMEvFThs5L2F0zJsBDnfyII9D8QMnefCQFRkroEOH2htSh52/s320/shy.jpg)
Mengikuti informasi yang telah saya dapat dari sahabat saya dari Malaysia yang merupakan teman serumah Gixon, dia menyatakan bahawa Gixon merupakan seorang yang sangat cerdik. Oleh karena itu saya telah bertanya sedikit tentang tips-tips belajar bagi mereka yang lemah di dalam pelajaran. Gixon hanya ketawa waktu mendengar informasi yang telah saya dapat dari sahabat saya itu. Gixon telah memberikan banyak tips-tips berguna untuk saya. Antaranya adalah bagaimana bentuk diet dan makanannya di mana kita perlu menjaga makanan terutamanya air berkarbonat dan makananan-makanan ringan, waktu tidurnya yang mencukupi, dan penyusunan aktivitas hariannya agar lebih tersusun dan bermakna.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha1A53JycS1O7PRcKlVJQGe6MWrvpJ8i4kHzJyBs8IVmkSTibCsHhSfG_oZOVJ0owp1KsxMaDlHc6t6VqNi7NCOgUHYrcLMLNTNv83zKpIYje5L2YLDY6JZt48ZznMEuJW3954Cr8VxLAC/s320/healthy-school-logo.jpg)
Sesungguhnya wawancara yang telah diadakan dengan Mas Gixon sungguh menarik dan rancak untuk dibualkan. Dia merupakan seorang yang sangat tegas tetapi telah menyampaikan pesannya dengan lembut dan jelas. Saya berharap jika diberi kesempatan lagi untuk wawancara, saya akan dapat lagi berjumpa dengan pelbagai orang dan mengenal budayanya, karena itu juga merupakan salah satu bentuk ilmu yang boleh dipelajari. Kesimpulannya, hasil dari wawancara itu, pemahaman saya tentang pendidikan pada hari ini menjadi lebih jelas dari sudut kepentingan dan kesannya jika tidak dititik-beratkan karena pendidikan memberi makna yang sangat besar, di samping dapat mempelajari tentang cara untuk membimbing anak-anak muda mencintai ilmu dan tip-tips belajar bagi mereka yang lemah di dalam mata pelajaran.
No comments:
Post a Comment