Thursday, November 12, 2009

bAHAsA gAuL ~















Apa itu bahasa gaul? Adakah bahasa yang digaulkan menjadi satu seperti air dan tepung? Mengikut pemahaman saya, bahasa gaul Indonesia memberi makna tentang bentuk-bentuk bahasa lisan yang dituturkan di kawasan-kawasan kota besar di Indonesia. Ya, semestinya bahasa gaul Indonesia berbeda sekali daripada bahasa Indonesia baku dari segi bentuk kata dan tatabahasa. Bagi mereka yang tidak biasa, pastinya mereka tidak bisa memahami bibit-bibit penuturan bahasa gaul.

Menurut saya, bahasa gaul tidak bagus diamalkan dalam kehidupan seharian. Semestinya, bahasa gaul ini sedikit banyak merusak bahasa Indonesia. Lebih merisaukan, bahasa gaul ini dipakai oleh golongan anak-anak muda dan remaja. Hal ini karena mereka merasakan bahasa gaul ini dapat menunjukkan identitas mereka yang hanya dipahami mereka.


Fenomena penggunaan bahasa gaul ini semestinya merisaukan karena penggunaannya semakin berleluasa dan dapat dilihat dengan jelas di dalam filem-filem Indonesia seperi filem yang baru saya tonton, “Ada Apa Dengan Cinta”.

Jalan ceritanya bagus, mungkin apa yang dipaparkan di dalam filem itu adalah perkara realita yang terjadi di Indonesia ketika ini. Tapi ketika cuplikan itu ditayangkan, kelihatan wajah rekan-rekan sekelas saya rungsing dan langsung tidak mengerti bahasa gaul yang digunakan di dalam filem itu. Ternyata, bahasa gaul tidak bagus digunakan dalam kehidupan seharian dan ia adalah perusak bahasa.

Sunday, October 25, 2009

-SeLaMat HaRi LaHiR iBu-













Hari ini merupakan hari lahir ibuku, Saadah bt Taib @ Abd Kadir. Aku baru saja meneleponnya yang jauh di Malaysia. Ah, aku kepingin sekali berada di sisinya ketika ini. Keluargaku pastinya menyambut hari lahirnya dengan berpesta-pesta dan bersuka-suka bersama keluarga dan sahabat-sahabat yang terdekat.












Aku sayang sekali sama ibuku. Walaupun dia bukan dari keluarga yang berada, tapi ibu kaya dengan ilmu. Dia bukan saja melahirkan aku malah banyak mengajar aku tentang asam garam kehidupan. Sejak kecil, aku tidak punya otak yang bijak seperti kakak-kakak dan adikku. Tapi ibu tidak pernah membeda-bedakan kami. Ibu sabar mengajar aku membaca, mengeja dan mengira.














Berkat usahanya, aku berhasil mengarungi zaman persekolahanku dengan baik. Pada masa yang sama, ibu bekerja sebagai editor sambilan di kantor bapakku. Sekarang, ibu merupakan ketua editor dan ketua pengarah syarikat. Ya, karier ibu berkembang dengan baik sekali.










Suatu hari, kami sekeluarga menyambut majelis kesyukuran karena aku telah berhasil mendapat keputusan cemerlang dalam pemeriksaan SPM yang juga melayakkan aku untuk terbang ke Amerika Serikat. Ibu telah dipanggil ke depan untuk memberikan ucapan. Pada mulanya, ibu menceritakan kebahgaiaannya karena dia punyai anak-anak yang baik.










Tiba-tiba dia menceritakan kisah hidupnya. Kata ibu, dia tidak punya memori yang baik semasa anak kecil, tapi dia punya cita-cita untuk memberi kasih sayang sepenuh-penuhnya kepada anak-anaknya dan kepingin sekali mempunyai anak gadis yang bernama Sarah yaitu aku.








Kata ibu lagi, semasa dia mengajar aku, aku telah menjadi inspirasinya untuk berbakti kepada anak-anak lain sehinggalah kini dia berhasil menyampaikan ajarannya melalui buku-buku yang telah diterbitkannya. Semua orang terdiam lalu aku pergi memeluknya dan mengucapkan terima kasih. Hari itu merupakan hari yang bersejarah buat diriku dan aku tidak mungkin melupakannya. Aku sayang sama kamu ibu.

Wednesday, October 21, 2009

aMa kEriTiNg~~~





























Aku punya seorang teman baik, namanya Amanina. Pertama kali aku berjumpa dengannya adalah semasa di universitas, di mana kami merupakan rekan sekelas. Pertama kali aku berjumpa dengannya, aku merasakan Ama sangat lucu, tambah pula dengan rambutnya yang keriting dan sosok badannya yang kecil sekali. Disebabkan itu, Ama selalu dijadikan bulan-bulanan. Aku selalu melihatnya dari jauh. Waduh, aku ngak bisa menolongnya, tapi ngak apa-apa, sepertinya dia sudah biasa.


Tup tap tup tap, tiba-tiba terdengar cerita, Ama telah mewakili perguruan tinggiku dan memenangi pertandingan badminton. Lantas, semuanya kaget. Baru aku sadar, walaupun Ama punya badan yang kecil, tangannya kelihatan kuat dan berotot.


Aku mulai memperhatikan Ama. Aku merasa kagum dengannya. Rupa-rupanya, dia sangat hebat berolahraga. Sebut saja permainan apa saja di sekolahnya dahulu, semuanya telah disertainya dan medali emas dimenanginya. Keadaan itu telah menyadarkan aku bahwa jangan memandang rendah kepada mereka yang kecil. Aku mulai rasa tetarik dan akrab dengan Ama.





























Aku bisa berbagi masalah dan rahasia bersamanya. Dia seorang pendengar dan penyimpan rahasia yang baik sekali. Bercakap dengannya memberi ketenangan kepadaku. Aku suka pergi ke biliknya, mengajaknya keluar makan, dan belajar bersama-samanya. Tambahan pula, Ama punya mobil. Maka, dia bisa membawa aku keluar berjalan-jalan pabila aku bosan. Sepertinya, aku sangat suka berjalan!





























Sebelum terbang ke Amerika Serikat, Ama telah membawa aku berjalan-jalan jauh bersama mobilnya menaiki bukit dan melawati Taman Jepang, Taman Botani, Taman Kerinchi dan sebagainya. Pengalaman itu sangat indah dan sentiasa berada di dalam ingatanku.

















Hatiku paling tersentuh dan terharu ketika di lapangan terbang, di mana Ama telah menghantar aku pergi dan menghadiahkan gantungan kunci kepada aku. Aku sentiasa teringat Ama pabila melihat gantungan kunci itu. Aku tidak bisa melupakan Ama. Ama punya impak yang besar dalam hidupku dan aku amat menyayanginya. Aku sayang sama kamu Ama!


Thursday, October 8, 2009

Sambutan Gawai









Sejak 1964, sambutan Hari Gawai atau yang juga dikenal sebagai Gawai Dayak dirayakan oleh masyarakat Iban dan Bidayuh di Sarawak. Perayaan ini dibuat pada akhir bulan Mei atau awal bulan Juni sebagai tanda tamatnya musim menuai padi. Sama ada di desa atau bandar, pesta ini disambut dengan meriah sekali disertai persembahan tarian dan minuman tuak atau arak beras. Jenis-jenis Hari Gawai yang lain termasuk Gawai Batu (padi mulai ditanam), Gawai Burung (perayaan yang dikaitkan dengan sesuatu tanda atau mimpi yang tidak baik), Gawai Bersimpan (kesyukuran setelah padi selesai dituai) dan Gawai Antu (perayaan untuk roh orang-orang yang sudah meninggal dunia).










Pada Hari Gawai, satu puisi khas akan dibacakan sebelum bahan persembahan yang terdiri dari pelbagai jenis makanan dan air tuak direnjiskan (ditetesi) darah ayam untuk dipersembahkan kepada Dewa Padi dan Kekayaan. Bahan persembahan yang basah dengan darah ayam jantan itu dianggap sebagai pembuka resmi Pesta Gawai.














Secara tradisinya, pokok istiadat akan dibawa masuk dan diletakkan di serambi rumah panjang. Kemudiannya, setelah orang-orang berkumpul, Pesta Gawai dirayakan dengan makanan dan minuman tuak disertai dengan keunikan tarian Ngajat Lesong. Di dalam tarian, kekuatan penari akan dibuktikan di mana gigi digunakan untuk mengangkat lesung yang digunakan untuk menumbuk padi.













Ketika perayaan Gawai, perhiasan tradisional Orang Ulu yang dibuat dari manik-manik yang tidak ternilai harganya karena diwarisi turun temurun akan dipakai untuk dipamerkan. Perhiasan perak juga akan dikenakan oleh anak dara orang Iban agar kecantikan paras rupa mereka dapat ditonjolkan. Akhirnya, Pesta Gawai dianggap berakhir apabila pokok istiadat dibuang.