Friday, September 11, 2009

Aku gagah~














Sejak kecil, kupunyai badan yang lemah sekali. Aku udah bosan dengan bau obat-obatan rumah sakit dan suara tangisan anak-anak kecil. Sampai satu ketika, aku udah enggak peduli dengan semua itu. Tetapi hatiku amat cemas karena keluargaku bukanlah dari golongan yang berada. Aku selalu kuatir apakah aku menyusahkan keluargaku dengan bayaran-bayaran rumah sakit yang pastinya mahal. Gimana pula dengan adik kecil ku? Apakah karenaku ia kekurangan perhatian dan kasih sayang? Setiap hari, hati ku enggak tenang dan pemikiran ku penuh dengan rasa penyesalan.

Setiap hari, pastinya akan ada dokter yang akan datang melawatku. Urat-uratku semuanya hancur dicucuki jarum. Walau sakit, aku akan diam dan coba menahannya. Aku enggak mau ibu menangis karena melihat aku menderita. Bapak slalu bilang, jika sakit, enggak apa-apa untuk menangis. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Gimana aku sanggup membiarkan mereka melihat aku menderita? Namun hatiku tetap pedih. Maka, tatkala malam, ketika semua orang sudah tidur, aku akan menangis sepuasnya di sebalik selimutku.

Aku enggak bisa membagi kesedihanku. Bagiku, emosi ku hanya untuk diriku. Sehingga sekarang, aku enggak suka berkongsi perasaan dan emosi ku. Tetapi enggak apa-apa, karena ku punya keluarga yang bahagia dan rekan-rekan yang sangat suportif. Walau sukar, aku pasti dapat mengarungi kehidupanku di Amerika dengan baik sekali. Ya, aku rindu sama keluargaku di kampung halaman. Gimana tidak, karena mereka adalah nyawaku, dan hidupku adalah untuk mereka. Akan ku pegang janji ku pada mereka, sesudah selesai segala urusanku di sini, pasti aku akan pulang untuk membalas jasa-jasa mereka karena kebahagiaan mereka adalah kebahagiaanku.


2 comments: