![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPTBXu2IVknjos1s30yPYY4O4pmpMGP9I812ZY3KP2iO7UReJwG6nQ0iWlVLSkQBfu1qG49rT2n3hi2GbvvDHZ47FVKVRqjAFPbm21ndIv_ypubVD7rXCKwMNP17D-CRoDMDodnBE7u4F7/s320/pizza09kz1.jpg)
Apa itu bahasa gaul? Adakah bahasa yang digaulkan menjadi satu seperti air dan tepung? Mengikut pemahaman saya, bahasa gaul Indonesia memberi makna tentang bentuk-bentuk bahasa lisan yang dituturkan di kawasan-kawasan kota besar di Indonesia. Ya, semestinya bahasa gaul Indonesia berbeda sekali daripada bahasa Indonesia baku dari segi bentuk kata dan tatabahasa. Bagi mereka yang tidak biasa, pastinya mereka tidak bisa memahami bibit-bibit penuturan bahasa gaul.
Menurut saya, bahasa gaul tidak bagus diamalkan dalam kehidupan seharian. Semestinya, bahasa gaul ini sedikit banyak merusak bahasa Indonesia. Lebih merisaukan, bahasa gaul ini dipakai oleh golongan anak-anak muda dan remaja. Hal ini karena mereka merasakan bahasa gaul ini dapat menunjukkan identitas mereka yang hanya dipahami mereka.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicVt6QCQFZ8VjUrpPfbSVlOoZHDKvrF3KOwvkrY2OQuKV8PGDqsojN6HP0eWihmGDT3XvLFviRU6L5eYSJqvzXr9vUqxFgIiif4cAkOQ5n8ge4b43XzeEBPcH4EIVpE90tGY8xY1o826h-/s320/15334_1284114823705_1255153279_30848846_5403974_n.jpg)
Fenomena penggunaan bahasa gaul ini semestinya merisaukan karena penggunaannya semakin berleluasa dan dapat dilihat dengan jelas di dalam filem-filem Indonesia seperi filem yang baru saya tonton, “Ada Apa Dengan Cinta”.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhooCIKRu3MCdKmoquAybRyzK4DVBajg_Qgc7sfVGk1dR6ftMaDN9iYjd-O7IxO4xldkaehOzDkZzGK25_tqyqASowSLBjiuXVrWjAp877bCUmlDRI54oMZK2_mzxCU0ipBsv-jMR2gH3GK/s320/Ada_Apa_dengan_Cinta-thumb.jpg)
Menurut saya, bahasa gaul tidak bagus diamalkan dalam kehidupan seharian. Semestinya, bahasa gaul ini sedikit banyak merusak bahasa Indonesia. Lebih merisaukan, bahasa gaul ini dipakai oleh golongan anak-anak muda dan remaja. Hal ini karena mereka merasakan bahasa gaul ini dapat menunjukkan identitas mereka yang hanya dipahami mereka.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicVt6QCQFZ8VjUrpPfbSVlOoZHDKvrF3KOwvkrY2OQuKV8PGDqsojN6HP0eWihmGDT3XvLFviRU6L5eYSJqvzXr9vUqxFgIiif4cAkOQ5n8ge4b43XzeEBPcH4EIVpE90tGY8xY1o826h-/s320/15334_1284114823705_1255153279_30848846_5403974_n.jpg)
Fenomena penggunaan bahasa gaul ini semestinya merisaukan karena penggunaannya semakin berleluasa dan dapat dilihat dengan jelas di dalam filem-filem Indonesia seperi filem yang baru saya tonton, “Ada Apa Dengan Cinta”.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhooCIKRu3MCdKmoquAybRyzK4DVBajg_Qgc7sfVGk1dR6ftMaDN9iYjd-O7IxO4xldkaehOzDkZzGK25_tqyqASowSLBjiuXVrWjAp877bCUmlDRI54oMZK2_mzxCU0ipBsv-jMR2gH3GK/s320/Ada_Apa_dengan_Cinta-thumb.jpg)
Jalan ceritanya bagus, mungkin apa yang dipaparkan di dalam filem itu adalah perkara realita yang terjadi di Indonesia ketika ini. Tapi ketika cuplikan itu ditayangkan, kelihatan wajah rekan-rekan sekelas saya rungsing dan langsung tidak mengerti bahasa gaul yang digunakan di dalam filem itu. Ternyata, bahasa gaul tidak bagus digunakan dalam kehidupan seharian dan ia adalah perusak bahasa.